Pages

Dasar Sistem Kontrol




Sistem refrijerasi dan tata udara pada hakekatnya mengontrol kondisi udara di dalam suatu area spesifik. Peralatan tersebut memelihara suatu kondisi yang diharapkan yang dikenal dengan istilah “operating control”. Operasi keamanan (safety) dan pembatasan (limit control) membuat peralatan beroperasi pada level yang tepat sesuai keinginan. Peralatan tersebut juga dapat mencegah kerusakan terhadap sistem dan mencegah terjadinya cidera terhadap manusia.
Diagram Ladder pada Unit Refrijerator Domestik. A:defrost heater diaktifkan oleh switch 1, dan motor kompresor dimatikan oleh switch 2. B: motor kompresor aktif (on) jika switch 2 dan 3 tertutup.

Sistem kontrol refrijerasi dan tata udara dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
(1) conditioned area,
(2) controlling instrument, dan
(3) operating device.
Conditioned area merupakan area yang dikondisikan yakni area di mana suhu, tekanan, dan kelembaban udara dikontrol secara ketat pada kondisi tertentu. Controlling instrument merupakan instrumen yang responsif terhadap perubahan. Hal ini dilakukan oleh piranti pendeteksi (sensing device), thermostat, motor control, pressurestat, humidistat, dan distibution control. Operating device, merupakan sebuah mekanisasi yang berdampak langsung terhadap kondisi aktual lewat pengaturan oleh instrumen kontrol. Sebagai contoh adalah katub, damper udara, fan, dan kompresor. Suatu sistem kontrol yang senantiasa (secara konstan) mengoreksi kondisi setiap saat lazim disebut sebagai sistem kontrol jerat tertutup (closed-loop control system). Dalam pengoperasian suatu peralatan refrijerator, thermostat merupakan instrumet pengontrol (controlling instrument). Kompresor hermetik merupakan operating device. Ruang di dalam kabinet refrijerator merupakan area yang dikondisi (conditioned area). Jika ruang di dalam kabinet refrijerator menjadi terlalu hangat, thermostat akan mengaktifkan (turn on) kompresor. Kemudian kompresor akan mensirkulasikan refrijeran ke sistem pemipaan refrijerasi sehingga dapat mendinginkan ruang di dalam kabinet. Setelah kondisi ruang kabinet mencapai suhu yang diinginkan, maka instrumen pengontrol (controlling instrument) akan menon-aktifkan (turn off) kompresor. Siklus tersebut akang terulang kembali jika ruang kabinet berubah kembali menjadi terlalu hangat (warm-up) dan menjadi terlalu dingin (cool down).
Piranti kontrol pertama yang digunakan pada system refrigerasi & tata udara biasanya berupa elektromekanik, yang berfungsi untuk menggerakkan kontak sakelar otomatik untuk mengontrol operasi fan, pompa, kompresor, dan damper. Biasanya piranti kontrol tersebut bekerja secara self powered, artinya mereka beroperasi menggunakan energi yang ada pada proses bukan menggunakan energi dari luar.
Elektromekanik Thermostat
Kebutuhan akan kontrol modulasi yang murah yakni untuk mengatur output secara kontinyu bukan hanya sekedar siklus operasi on dan off, menghasilkan pengembangan control berbasis pnumatik, yang mengunakan udara kempa sebagai sumber energi untuk menggerakan piranti kontrolnya. Kontrol pnumatik berkaitan dengan analog modulasi. Dengan berkembangnya penemuan di bidang tabung elektron, didisain sistem control baru berbasis elektronik. Dengan ditemukannya bahan semikonduktor, saat ini telah digunakan sistem kontrol berbasis semikonduktor dan sistem kontrol terprogram.
Berbagai sistem kontrol yang digunakan umtuk mengontrol suhu tersebut memiliki prinsip dasar yang sama. Walaupun teknologi untuk mengimplementasikan prinsip dasar tersebut dapat berubah setiap saat, tetapi konsep dasar yang digunakan tetap sama.

Muhammad Alfan Ardhani

Founder - CEO KampusPolines.blogspot.co.id. Mahasiswa Teknik Listrik di Polines. Anak Kampung yang Hijrah Ke Kota demi Masa Depan yang cerah

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan Kritik dan Saran yang membangun