Pages

Kontrol Floating DAN Kontrol Modulasi




Gambar 1.11 Sistem Kontrol Floating
Kontrol Floating (floating control) lazim disebut juga sebagai kontrol tiga posisi (tri-state control) yang mirip dengan kontrol dua posisi (two-position control), tetapi tidak dibatasi hanya pada dua posisi. Sistem kontrol tiga posisi harus mempunyai piranti kontrol jenis modulating, seperti damper, atau katub yang digerakkan oleh motor. Piranti kontrol memiliki tiga mode operasi, yaitu drive open, idle, drive closed.
Seperti pada kontrol dua posisi, floating control memiliki set point dan control differential. Beberapa floating controller memiliki dua pengaturan set point, yaitu upper set point dan lower set point. Control differential merupakan beda antara kedua set point tersebut. Jika suhu udara suplai turun hingga di bawah lower set point, maka piranti kontrol (controller) akan mulai menggerakkan katub menjadi terbuka (drive open), sehingga meningkatkan jumlah aliran medium pemanas melalui pipa. Karena adanya penundaan waktu dalam aksi mekanik membuka katub dan proses kenaikan suhu yang tidak serta merta naik (thermal lag), maka suhu udara suplai terus turun hingga di bawa garis lower set point sebelum naik lagi.
Gambar 1.12 Sistem Pemanasan Ruang Sederhana
Bila kenaikan suhu sampai di atas garis differential, katub akan kembali menutup. Bila suhu berada diantara garis differential maka posisi katub tidak berubah. Jika suhu naik di atas garis differential bagian atas, piranti kontrol akan mulai menutup katub, sehingga mengurangi jumlah medium pemanas yang melalui pipa. Suhu udara suplai akan berfluktuasi antara garis differential atas dan garis differential bawah.
Kontrol Modulasi
Kontrol modulasi lazim disebut juga sebagai kontrol kontinyu atau kontrol analog. Pada awalnya, hanya istilah kontrol proporsional yang digunakan pada kontrol modulasi karena piranti kontrol pada saat itu terbatas pada penerapan logika control proportional. Pada tahapan berikutnya, kontrol modulasi modern telah menggunakan algoritma yang lebih komplek sehingga menghasilkan logika proporsional yang lebih rumit, yakni logika Proporsional, integral, dan derivatif.
Ingat, kontrol otomatik yang sederhana meniru logika manusia yang kita terapkan pada saat melakukan kontrol manual. Untuk memahami beberapa logika kontrol marilah kita bayangkan lagi proses menyetir mobil pada kecepatan konstan. Ketika berada di jalan raya datar maka kita dapat mempertahankan kecepatan mobil berada pada kecepatan konstan. Begitu kita sampai pada daerah tanjakan, maka kecepatan mobil akan turun, sehingga pengendara akan menginjak pedal akselerator untuk menaikkan kecepatan mobil. Sebaliknya, ketika kita sampai pada daerah turunan, maka kecepatan mobil akan naik dengan sendirinya, walaupun tekanan pada akselerator tidak ditambah, sehingga kita perlu mengurangi tekanan pada pedal akselerator. Cara berfikir berkendaraan seperti tersebut dapat dibuat formula matematikanya sebagai berikut:
V = VO + VP+ VI+ VD
Pada ekspresi matematik tersebut, V adalah outputcontroller. Pada contoh kasus ini, V adalah berapa besar tekanan yang kita berikan untuk menginjak pedal akselerator. Pada sisi kanan, Vo adalah pengaturan offset: yakni besaran tekanan pijakan pada akselerator ketika berada di jalan datar, dan untuk menjaga agar mobil meluncur secara stabil pada kecepatan tertentu sesuai keinginan. Istilah berikutnya Vp, adalah istilah proportional. Yakni proporsional terhadap error e, yaitu perbedaan antara kecepatan actual dan kecepatan yang diinginkan (set point). Jika kita menginginkan untuk menambah kecepatan pada jalan datar maka kita tingkatkan tekanan pada pedal akselerator.
Dalam hal ini kita menggunakan proportional control logic. Istilah ketiga adalah Vi, disebut sebagai integral, yakni proporsional terhadap integral error pada waktu tertentu. Secara sederhana istilah integral pada pokoknya merupakan harga rata-rata bobot-waktu dari error, berapa besar penyimpangan dari set point dikalikan dengan berapa lamanya waktu yang telah diambil. Dalam contoh kasus ini, jika kita merasakan berada pada suatu kecepatan yang diinginkan dalam waktu lama, dan kemudian menambah tekanan pada pedal akselerator untuk meningkatkan kecepatan mobil, berarti kita telah menggunakan logika integral. Istilah terakhir adalah Vd, disebut derivatif, yakni proporsional terhadap derivatif error setiap saat. Secara sederhana istilah derivatif pada pokoknya merupakan laju perubahan dari error, seberapa cepat kita mencapai atau menjauh dari set point. Dalam contoh kasus ini, jika kita merasakan bahwa kita mencapai kecepatan yang diinginkan terlalu cepat sehingga kita mulai mengurangi tekanan pada pedal akselerator, dalam hal ini kita menggunakan logika derivatif. Algoritma seperti tersebut lazim disebut sebagai PID controller.
Pulse-width Modulation, & Time-proportioning Control
Jenis logika modulasi yang diterapkan pada sistem kontrol On-off adalah Pulse witdh modulation (PWM). Output yang dihasilkan berdasarkan pergerakan step diskrit secara serial. Dalam hal ini bentuk output dari piranti kontrolnya berupa serangkaian pulsa yang berbeda-beda waktunya, untuk mengoperasikan piranti terkontrol seperti motor stepper yang menggerakan katub atau damper atau kontrol On-off untuk mengontrol elemen pemanas. Gambar 1.13 memperlihatkan tipikal PWM control.
Gambar 1.13 Tipikal PWM
Sinyal output dari suatu jerat kontrol (V) lebih menyatakan panjang pulsa dari pada posisi dari piranti terkontrol. Jika posisi aktual dari piranti terkontrol harus diketahui, maka piranti umpan balik (feedback) untuk mendeteksi posisi aktuator harus dipasang dan dikirimkan kembali ke sistem kontrolnya.
Variasi lain dari kontrol modulasi adalah time-proportioning control seperti diperlihatkan dalam Gambar 1.14. Seperti PWM, output dari time-proportioning control berupa serangkaian pulsa on/off, tetapi siklus waktunya tetap, yang berubah adalah persentasi waktu on dan waktu off .
Gambar 1.14 Sistem Pemanasan Ruang Sederhana

Muhammad Alfan Ardhani

Founder - CEO KampusPolines.blogspot.co.id. Mahasiswa Teknik Listrik di Polines. Anak Kampung yang Hijrah Ke Kota demi Masa Depan yang cerah

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan Kritik dan Saran yang membangun