Sensor suhu yang lazim
digunakan pada control dua posisi adalah bimetallic strip, mercury switch, dan
bulb-and-capillary atau remote bulb sensor. Sensor humiditas yang digunakan
pada control elektrik beroperasi secara mekanik menggunakan bahan higroskospis
seperti rambut kuda atau pita nilon yang akan berubah panjangnya bila kandungan
uap air berubah. Electric differential pressure sensor lazimnya menggunakan
bourdon tube atau teknologi diafragma untuk mengoperasikan kontak yang
digunakan pada system dua posisi, dan floating control. Kontrol elektrik
seringkali digunakan untuk control modulasi tekanan, karena tekanan merupakan
variable yang berubah cepat dan biasanya memerlukan sinyal fast-acting.
Demikian juga flow status sensor biasanya merupakan sakelar dua posisi.
Gambar 1.18 Bimetal Strip Switch
Gambar 1.18 memperlihatkan tipikal sakelar otomatis dengan
bimetal strip. Bimetal strip terdiri dari dua jenis logam yang mempunyai muai
panjang berbeda, sehingga ketika suhu naik maka bimetal strip akan melengkung.
Gambar 1.19 Mercury switch
Gambar 1.19 memperlihatkan
tipikal sakelar otomatis dengan tabung mercury. Mercury switch terdiri dari
tabung yang berisi zat mercury yang diikat dengan spiral bimetal ditengah
sehingga dapat bergerak bebas mengikuti gerakan spiral bimetal. Pada salah satu
sisi tabung dipasang dua konduktor sebagai sakelar ketika terkena zat mercury.
Gambar 1.20 memperlihatkan tipikal thermoswitch yang
terdiri dari bulb yang berisi gas, membran yang bergerak bebas karena pengaruh
tekanan dari pegas dan tekanan bulb, kontak sakelar yang dioperasikan oleh
gerakan membran. Ketika suhu bulb masih rendah konatk sakelar menutup karena
tekanan pegas, ketika suhu bulb naik, maka gas akan menekan membrane sehingga
akan membuka kontak sakelar.
Gambar 1.20 Bulb & Capillary switch
Kontrol elektrik yang
diterapkan pada sistem refrigerasi dan tata udara adalah kontrol dua posisi,
yang menggunakan thermostat, humidistat, atau pressurestat, di mana variable
terkontrol dideteksi dan dibandingkan dengan set point untuk mengaktifkan
kontak sakelar. Gambar 1.21 memperlihatkan diagram ladder untuk mengontrol
sistem pemanas ruang.
Gambar 1.21 memperlihatkan contoh bagaimana mendisain
kontrol Dua-posisi dan kontrol modulasi yang sederhana. Pada baris jaringan
pertama, sebuah cooling thermostat (kontak thermostat akan menutup jika suhu
naik di atas set point) dipasang untuk
mengontrol motor fan atau koil starter. Koil Starter adalah koil solenoid dari
suatu kontaktor. Koil Starter digunakan pada sistem kontrol ini jika daya motor
lebih dari ½ HP. Jika kontak thermostat menutup karena mendeteksi adanya
keanikan suhu di atas set point, maka fan atau starter coil mendapat catu
tegangan dari thermostat maka motor fan akan beroperasi. Jika suhu turun
kembali di bawah set point maka kontak thermostat terbuka dan motor fan
berhenti beroperasi.
Gambar 1.21 Sistem
Pemanasan Ruang Sederhana
Pada garis network kedua,
sebuah floating controller digunakan untuk mengontrol sebuah penggerak damper
atau penggerak katub (valve actuator). Jika floating controller
mendeteksi nilai variable terkontrol di atas nilai set point, maka upper
contact menutup sehingga akan membuka (open) damper atau katub. Aktuator
penggerak damper atau katub akan membuka dan menutup secara penuh pada panjang
langkah tertentu, biasanya memerlukan waktu 10 hingga 90 detik. Jika variable
terkontrol di bawah set point, maka lower contact menutup, menggerakkan damper
atau katub untuk ke posisi tertutup (closed). Jika variable terkontrol
berada dalam rentang differential dari controller-nya, maka kontak floating
controller akan berada pada posisi netral, sehingga damper atau katub tetap
berada pada posisi terakhir.
Air conditioner jenis paket produksi lama biasanya
menggunakan system control berbasis elektromekanik, tetapi saat ini beberapa
unit baru telah menggunakan system kontrol elektronik (analog electronic
control) atau digital control. Dalam banyak kasus, peralatan tersebut
menggunakan system kontrol dua posisi atau step control logic karena sumber
pendinginan (cooling source) dan sumber pemanasan (heating source) lazimnya
diaktifkan secara On/Off. Misalnya, katub gas pada furnace atau kompresor pada
unit ekspansi langsung (direct expansion cooling). Jika yang diperlukan hanya
dua posisi logika, maka pengontrolan yang diterapkan berbasis waktu dan
sakelar`thermal (thermostat). Beberapa produk baru telah dilengkapi dengan
modulating thermostat, built-in humidity control, dan modulating control dengan
Variable frequency drive (VFD) dan atau reheat control.
Gambar 1.22 Unit Paket dengan Electric Control
Tipikal kontrol
elektromekanik yang diterapkan pada unit tata udara jenis paket (packaged
air conditioner) dengan dua step control, yaitu cooling action dan heating
action, diperlihatkan dalam Gambar 1.22. Terlihat dalam gambar, adanya heat
anticipator (HA) dan cool anticipator (CA) dalam bentuk sebuah resistan dari
elemen pemanas yang dihubungkan secara seri, sehingga ia hanya bekerja sesuai
proses yang sedang berlangsung apakah cooling action atau heating action.
Cooling anticipation resistor terhubung seri sehingga ia hanya aktif (on) pada
saat cooling stage off, dan proses yang berlansung adalah proses pendinginan
(cooling action). Coling resistor berdampak pada operasi thermostat sehingga
dapat bekerja lebih cepat. Dalam hal ini, anticipation heater resistor
mematikan proses heating lebih cepat sedang cooling anticipator resistor
mematikan proses cooling lebih cepat.
Step control dilaksanakan
dengan menggunakan multi-stage controller, biasanya diterapkan dengan
menggunakan two-position controller secara seri dengan sensor yang sama.
Biasanya jumlah stepping dapat dua atau tiga step. Bila diperlukan lebih banyak
step (misalnya pada kasus pengontrolan multi-step refrigeration compressor),
biasanya menggunakan stepping switch, seperti diperlihatkan dalam Gambar 1.23.
Stepping switch terdiri dari sekelompok cam penggerak kontak sakelar yang
disusun sedemikian sehingga operasi setiap cam berurutan tergantung pergerakan
stepping switch. Camshaft digerakkan oleh motor, yang dikontrol oleh modulating
controller. Sehingga, stepping switch mengubah modulating controller menjadi
step controller. Pengaturan Angular posisi cam memungkinkan unit ini menutup
kontak sekali kejadian pada setiap waktu tertentu, sehingga operasi penutupan
kontak berlangsung secara berurutan dengan jeda waktu tertentu.
Gambar 1.23Stepping switch
No comments:
Post a Comment
Tinggalkan Kritik dan Saran yang membangun