Pages

Sejarah tentang IPNU-IPPNU

Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) adalah organisasi yang berada di bawah naungan jam’iyyah Nahdlatul Ulama (NU). 

IPNU merupakan tempat berhimpun, wadah komunikasi, aktualisasi, dan kaderisasi pelajar-pelajar NU. Selain itu, IPNU juga merupakan bagian integral dari potensi generasi muda Indonesia yang menitikberatkan bidang garapannya pada pembinaan dan pengembangan remaja, terutama kalangan pelajar (siswa dan santri) (Hasil Kongres XVI IPNU, 2009: 63).
http://tekno130.blogspot.com/2016/01/sejarah-tentang-ipnu-ippnu.html


Munculnya organisasi IPNU bermula dari adanya jam'iyah yang bersifat lokal atau kedaerahan. Wadah yang berupa kumpulan pelajar dan pesantren yang semula dikelola dan diasuh para ulama jam'iyah atau perkumupulan tersebut tumbuh diberbagai daerah hampir diseluruh wilayah Indonesia yang mewadahi pelajar dan santri NU. Diawali dengan sebuah perkumpulan yang bernama Tsamarotul Mustafidin di Surabaya (1936), PERSANO (Persatuan Santri Nahdlatul Oelama), PERPENO (Persatuan Pelajar Nahdlatul Oelama, 1953) di Kediri, IPINO (Ikatan Pelajar Nahdlatul Oelama) tahun 1954 di Medan, dan lain sebagainya. 

Organisasi-organisasi tersebut masih bersifat lokal dan tidak saling terikat. Masing-masing organisasi masih bersifat kedaerahan dan tidak mengenal satu sama lainnya. Meskipun ada perbedaan nama organisasi, tetapi aktivitas dan haluannya sama yaitu melaksanakan faham atau ajaran Islam ahlussunnah wal jamaah. Titik awal inilah yang merupakan sumber inspirasi dari para perintis pendiri IPNU untuk menyatukan langkah dalam membentuk sebuah perkumpulan.
 
Melihat kondisi yang demikian, muncul gagasan untuk menyatukan organisasi-organisasi tersebut yang waktu itu dipelopori oleh Tolhah Mansur, Fadlan, Musahal Sofyan Kholil, dan Abdul Ghani Farid yang semuanya adalah mahasiswa. Mereka memandang perlunya penyatuan berbagai organisasi pelajar NU dalam satu wadah yang solid.
 
Akhirnya, setelah melalui pembicaraan dan lobi antarkomponen. Semua sepakat untuk menyatukan organisasi-organisasi santri dan pelajar NU dalam satu wadah besar. Maka pada tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H atau tanggal 24 Februari 1954 secara resmi berdirilah IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama). Sejak saat itu, upaya pengembangan terus dilakukan hingga berdirilah lima cabang yang dikenal dengan “Panca Daerah” (Jombang, Solo, Kediri, Semarang, dan Yogyakarta) yang kemudian mencetuskan konferensi segi lima dengan keputusan yang pertama adalah Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) IPNU. Kedua adalah menetapkan Tolhah Mansur menjadi ketua umum IPNU.
 
Pada kongres VI di Surabaya, IPNU menjadi badan otonom NU (Nahdlatul Ulama) sehingga IPNU berhak mengatur rumah tangganya sendiri dan tidak lagi tergantung kepada kebijakan LP Ma’arif. Pada perkembangan selanjutnya, IPNU berubah nama menjadi Ikatan Putra Nahdlatul Ulama saat kongres ke-X di Jombang. Organisasi pelajar yang diakui pemerintah hanya OSIS sebagai organisasi intra sekolah dan Pramuka sebagai organisasi ekstra sekolah, sehingga ladang garap IPNU tidak hanya pelajar dan santri saja, tetapi juga pemuda, remaja, dan mahasiswa.
 
Pada kongres XIV tanggal 18-24 Juni 2003 di Surabaya, IPNU sepakat untuk kembali ke habitatnya semula dengan berganti nama menjadi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dengan orientasi pelajar, santri, dan mahasiswa.
Lahirnya Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dilatarbelakangi adanya kebutuhan wadah pengkaderan bagi generasi muda NU yang bersumber dari kalangan pesantren dan pendidikan umum. IPNU diharapkan dapat berkiprah di berbagai bidang, baik politik (kebangsaan), birokrasi, maupun bidang-bidang profesi lainnya.
 
Pada awalnya, embrio organisasi ini adalah berbagai organisasi atau asosiasi pelajar dan santri NU yang masih bersifat lokal dan parsial. Setelah terbentuk IPNU yang anggotanya hanya pelajar dan santri putra saja, maka Umroh Mahfodhoh, mahasiswa UGM mengadakan musyawarah di pondok pesantren Muallimat
 
Solo untuk membentuk wadah bagi pelajar dan santri putri NU. Pada tanggal 8 Rajab 1374 atau 2 Maret 1955 IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama) resmi didirikan.
 
Tujuan organisasi IPNU-IPPNU adalah terbentuknya pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlaq mulia, berwawasan kebangsaan, serta bertanggung jawab atas tegaknya syariat Islam menurut faham ahlusunnah wal jamaah yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Orientasi IPNU-IPPNU berpijak pada kesemestaan organisasi dan anggotanya untuk senantiasa menempatkan pergerakan pada zona keterpelajaran dengan kaidah belajar, berjuang, dan bertaqwa yang bercorak dasar dengan wawasan kebangsaan, keislaman, keilmuan, kekaderan, dan keterpelajaran.
 

1. Wawasan kebangsaan 

adalah wawasan yang dilandasi oleh asas kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan yang mengakui kebhinnekaan sosial budaya, menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, serta kepedulian terhadap nasib bangsa dan negara berlandaskan prinsip keadilan, persamaan, dan demokrasi.

2. Wawasan keislaman 

adalah wawasan yang menempatkan ajaran agama Islam sebagai sumber motivasi dan inspirasi dalam memberikan makna dan arah pembangunan manusia, sehingga IPNU-IPPNU dalam bermasyarakat bersikap:

        a. Tawasuth dan i'tidal yakni menjunjung tinggi prinsip keadilan dan  kejujuran serta bersikap membangun dan menghindari tindakan kedhaliman.

        b. Tasamuh yaitu toleran terhadap perbedaan pendapat.

        c. Tawazun yaitu seimbang dalam menjalin hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan manusia dengan lingkungannya.

        d. Amar ma'ruf nahi munkar yaitu memiliki kecenderungan untuk melaksanakan usaha perbaikan, mencegah kerusakan harkat manusia dan kerusakan lingkungan, serta bertanggung jawab dalam bersikap dan bertindak.


3. Wawasan keilmuan 

adalah wawasan yang menempatkan ilmu pengetahuan sebagai alat untuk mengembangkan kecerdasan anggota dan kader.
 

4. Wawasan kekaderan 

adalah wawasan yang menempatkan organisasi sebagai wadah untuk membina anggota agar menjadi kader-kader yang memiliki komitmen terhadap ideologi, cita-cita perjuangan organisasi, dan bertanggung jawab dalam mengembangkan organisasi.
 

5. Wawasan keterpelajaran

 adalah wawasan yang menempatkan organisasi dan anggota pada pemantapan diri sebagai centre of excellence dan pemberdayaan sumber daya terdidik yang berilmu (Dokumentasi materi IPNU-IPPNU Sukoharjo yang belum dibukukan).

Muhammad Alfan Ardhani

Founder - CEO KampusPolines.blogspot.co.id. Mahasiswa Teknik Listrik di Polines. Anak Kampung yang Hijrah Ke Kota demi Masa Depan yang cerah

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan Kritik dan Saran yang membangun