Pages

Pebisnis Muda yang Sukses Reza Nurhilman

Dunia digital membuka peluang bisnis menggiurkan, menjadi kaya raya tanpa perlu menunggu tua. 
Pebisnis Muda yang Sukses Reza Nurhilman
Pebisnis Muda yang Sukses Reza Nurhilman

Seperti kisah Reza Nurhilman yang meraih sukses berkat dunia maya. Dia memanfaatkan situs jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter sebagai media pemasaran. Reza atau akrab disapa Axl adalah pemilik usaha keripik pedas Maicih.


Usaha keripik pedas yang didirikan sejak 29 Juni 2010 itu sempat membuat heboh. Hanya dengan bermodalkan Rp15 juta untuk bahan baku dan membuat tungku penggorengan, setelah setahun dia mampu mengantongi omzet penjualan Rp4 miliar per bulan dengan rata-rata per minggu lebih Rp750 juta.

Nama brand Maicih sendiri diambil dari kisah masa lalu yang selalu teringat olehnya, yaitu nama seorang ibu tua berciput dan berbaju alakadarnya. Setiap belanja, dia mengeluarkan dompet kecil yang ada resletingnya untuk uang receh. Nama ibu itu Maicih. Menurut dia, brand Maicih itu nyeleneh dan unik.

Maicih mampu diproduksi 75 ribu bungkus per minggu. Adapun alasan dia
memilih rasa pedas dalam produk Maicih adalah untuk memberikan efek kecanduan bagi orang yang mencobanya. Namun, konsumen tidak perlu khawatir karena dalam komposisi Maicih tidak memakai bahan pengawet dan bisa awet sampai delapan bulan.

Rasa pedas Maicih terbuat dari rempah-rempah pilihan dan cabai yang segar.
Jadi, Maicih sangat baik untuk kesehatan, fungsi jantung, dan detoksifikasi. Keripik Maicih juga enak dimakan sebagai teman nasi atau dicampur dengan makanan lain, seperti lotek, mi rebus.
 
Pada awalnya, pemasaran Maicih dilakukan melalui media sosial, seperti Facebook dan Twitter. Alasannya adalah karena selain gratis, promosi di Twitter bisa menjadi gong karena kekuatan marketingnya dibuat oleh orang-orang yang membeli Maicih. Orang yang belum tahu Maicih akan bertanya dan mereka yang nge-tweet Maicih akan dengan antusias menjelaskannya.

Strategi itu ternyata berjalan sukses. Keripik Maicih akhirnya menjadi barang buruan. Konsumen harus mengantre berjam-jam demi mendapatkan Maicih. Bahkan, antrean pembeli pernah memanjang hingga satu kilometer. Mereka rela mengantre, walaupun hujan badai.
 
Pada awal-awal, dia masih memakai sistem cash on delivery (COD). Dia mau mengantarkan pesanan walaupun pembeli hanya membeli satu bungkus Maicih. Dia selalu percaya dengan impiannya, yaitu ”Sekarang saya mengejar-ngejar konsumen. Akan tetapi, nanti suatu waktu konsumen yang akan mengejarngejar saya.” Akhirnya, hal tersebut menjadi kenyataan.

Dia juga membuat bahasa marketing dengan nuansa yang berbeda supaya lebih menarik. Menurut dia, kalau disebut agen Maicih, sepertinya kurang keren. Kesannya, seperti agen minyak dan kurang menjual. Sebutan jenderal dilakukan agar value-nya bertambah. Selain itu, juga terdapat sebutan menteri perhubungan. Sebutan tersebut diberikan bagi orang yang memegang jalur distribusi dan penjualan ke luar pulau.
 
Jenderal bukan karyawan, melainkan mitra usaha. Mereka membeli lisensi untuk izin usaha. Istilahnya mereka itu adalah distributor atau agen resmi yang menjual kripik Maicih. Jadi, mereka bisa dipertanggungjawabkan. Jenderal juga tidak hanya jual membeli putus produk maicih, tetapi juga bisa dikatakan independent bussiness owner (IBO). Jadi, para jenderal merasa sebagai pemilik Maicih di kotanya masing-masing.

Saat ini dia berharap agar pemasaran Maicih tidak hanya berskala nasional, tetapi juga bisa berskala go internasional. Bahkan, saat ini maicih sudah masuk ke Singapura dan Jepang. Maicih berawal dari impian. Untuk mencapai impian tersebut itu, dia terus bekerja keras. Menurut dia, kuncinya adalah selalu semangat dan yakin.

Muhammad Alfan Ardhani

Founder - CEO KampusPolines.blogspot.co.id. Mahasiswa Teknik Listrik di Polines. Anak Kampung yang Hijrah Ke Kota demi Masa Depan yang cerah

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan Kritik dan Saran yang membangun