Pages

11 Tips Bisnis Menjadi Pengusaha Sukses

Pengusaha ? siapa sih yang gak mau jadi pengusaha sukses. Pastinya temen-temen mendambakan itu ya kan? Apa lagi sukses di usia muda. Untuk menyandang predikat SUKSES memang gampang-gampang susah. Gampang karena banyak orang yang sukses dari tidak sengaja,susah kalau kita bingung mau dari mana. Bicara bingug, saya sebenarnya juga bingung mau bicara darimana agar teman-teman bisa cepat sukses. Bagaimana kalau kita cari tahu jalan menuju suksesnya ? setuju kan?.

    Banyak jalan untuk menyandang sukses,bahkan seorang pemulung bisa sukses. Tidak percaya?,lihatlah orang yang biasanya memulung karena dia piawai memanfaatkan barang bekas dia berhasil menciptakan kerajinan-kerajinan yang bernilai tinggi. Ingin tahu lebih dalam tentang tips menjadi pengusaha sukses. Simak berikut ini.
  1.  Berani gagal,berani sukses. Dalam dunia bisnis selalu ada dua kemungkingan, untung dan rugi. Ketika teman-teman menerima keuntungan maka disitulah teman-teman merasakan sukses. Tapi jika kerugian yang kita alami alhasil kegagalan lah yang kita lalui. Memang benar adanya jika Satu kesuksesan akan menghapus Seribu kegagalan. Kalian pasti setuju kan?.
  2. Sebarkan kartu nama.
Kartu nama sangat penting dalam dunia bisnis. Pembicara kelas dunia, Tom Peters, berpendapat bahwa kartu nama itu tak ubahnya seperti kemasan, yang sedikit-sedikit dapat menentukan apakah produk itu layak dipercaya atau tidak. Kemasan adalah bagian terluar dari suatu produk,apabila kemasan itu menarik besar kemungkinan akan banyak dibeli. Begitu halnya kartu nama,jika kartu nama kita menarik besar kemungkinan akan banyak pebisnis yang akan menjadi kolega kita. Kartu nama juga bisa menjadi senjata pamungkas kita,ketika banyak orang yang menanyakan nama lengkap,alamat kantor,jenis usaha dan sebagai macam lainya maka kita hanya menyodorkan kartu nama lalu semua pertanyaan akan terjawab smua. Dan kartu nama ini bisa bertahan lama,tidak seperti ingatan yang mungkin sebagian orang mampu bertahan beberapa hari saja.
Ketika kartu nama disimpan dalam dompet,dan aman dari air,kerusakan kebaran dan sebagainya, maka orang yang menyimpan kartu nama kita tidak akan kehilangan jejak kita.
      3.    Bisnis tanpa modal
Banyak wirausahawan yang tebengkalai dengan modal. Tidak terkecuali saya. Saya juga terbenur dengan modal,banyak sekali odee bisnis yang ada difikiran saya tetapi selalu terkendala modal. Tetapi teman-teman jangan berkecil hati,kerana banyak para enterprenuer yang sukses dengan modal kecil bahkan tanpa modal. Misalnya Purdi E. Chandra , dengan jaringan Primagama-nya. Purdi hanya mengandalkan kemampuan melobinya, sekaligus kecerdikan untuk memulai usaha.
Kalau temen-temen ingin tahu lagi tentang mas Purdi,bisa baca artikel berikut ini Cara Gila Jadi Pengusaha ala Purdi E Candra dan juga Rahasia Bisnis Tanpa Modal
      4.    Meneladani bisnis Nabi Muhammad SAW
Ya,banyak seklai perilaku yang patut kita telani dari beliau ini. Sekarang kita akan mencoba melihat sifat dan sikap beliau dari sisi bisnis. Baca juga Tokoh Enterprenuer Islam Nabi Muhammad SAW
     5.    Berani tampil beda
Bayangkan jika ada sapi berwarna ungu di tengah kerumunan sapi yang rata-rata warna putih, coklat, atau hitam. Pasti kita dengan mudah untuk menemukan sapi tersebut. Namun jika kita disuruh mencari sapi tertentu tanpa perbedaan yang mencolok, kita akan kesulitan.
Artinya, dalam bisnis, kita harus mampu membedakan diri dari kerumunan. Kita sulit lepas dari kerumunan. Kalau pun kita berusaha memisahkan diri, orang lain akan mengikuti kita sehingga terbentuk kerumunan baru. Jadi mau tak mau kerumunan itu selalu terjadi.
Kuncinya bukan terlepas dari kerumunan, tetapi kita harus bisa terlihat dengan mudah dalam sebuah kerumunan. Sebagai contoh ialah sapi, sapi berwarna ungu akan lebih mudah ditemukan dalam kerumunan sapi warna putih atau hitam. Kecuali, jika semua sapi sudah warna ungu semua, maka sapi tersebut perlu berubah lagi agar berbeda.
Dalam bisnis, artinya Anda harus bisa menampilkan produk atau jasa Anda yang mudah terlihat di tengah kerumunan produk atau jasa yang semakin menggila. Lihatlah produk-produk bisnis internet, terus bertambah. Jika Anda akan membuat produk bisnis internet, apa yang akan membedakan produk Anda dengan produk orang lain? Jika sama-sama saja, sebaiknya batalkan saja.
Cara agar Anda bisa mudah terlihat dalam sebuah kerumunan ialah jadilah luar biasa. Jangan biasa - biasa saja. Keluarbiasaan adalah penting dalam bisnis. Keluarbiasaan bisa Anda rancang baik pada konten produk atau jasa Anda maupun konteks produk atau jasa Anda.
Mungkin, Anda membuat produk yang sama. Mungkin Anda menawarkan jasa yang sama. Anda bisa membedakan diri dari cara melayani pelanggan Anda. Dari cara menyajikan produk Anda. Dari pengiriman produk, dan sebagainya. Sebagai contoh, bisnis hosting itu sangat banyak. Tetapi saya sendiri memilih hosting tertentu yang sebenarnya sama saja dengan layanan hosting lainnya. Saya memilih karena pelayanannya yang bagus.
6.    Mendengar suara konsumen
Menghabiskan puluhan tahun dengan menelusuri kepuasan konsumen, JD Power III telah mendengarkan segala macam keluhan dan berulangkali melihat barisan konsumen yang menjauh sambil menggelengkan kepala mereka dalam kekecewaan. Suatu pergerakan yang cepat atau lambat akan menggoyang eksistensi perusahaan.
Sayangnya, menurut JD Power III, masih sulit menyadarkan perusahaan untuk bersedia mendengarkan suara konsumen, meski berbagai riset menunjukkan, mendengarkan suara konsumen adalah sebuah strategi untuk menang.
Oleh karena itu, jangan dianggap angin lalu suara konsumen. Peribahasa ‘anjing menggonggong kafilah tetap berlalu’ tidak cocok diterapkan di sini. Yang harus diterapkan justru, ‘dengarkan, dengarkan, dan dengarkan’.
Mempelajari Konsumen
Konsumen, sebagai titik sentral perhatian pemasaran perlu dipelajari apa yang dibutuhkan, dan diinginkan. Memahami konsumen akan menuntun perusahaan pada kebijakan pemasaran yang tepat dan efisien. Di era, di mana produk yang ditawarkan lebih banyak daripada permintaan, persaingan antar produk menjadi begitu sengit, terobosan pemasaran, salah satunya dengan mempelajari perilaku dan standar kepuasan konsumen nyaris mutlak diperlukan.
Namun, pesatnya kemajuan dalam penyebaran informasi melahirkan era baru kepuasan konsumen yang cenderung lebih sulit dan rumit dicapai. Perkembangan komputer dan internet membuat kita, hanya dengan sentuhan jari, mampu meraup segudang informasi tentang sebuah produk atau jasa pelayanan tertentu. Berkat ketersediaan informasi terebut, konsumen bukan lagi penerima produk yang bersifat pasif.
Berbekal pengetahuan dan data yang terkumpul dari begitu banyak sumber, konsumen cenderung memiliki harapan yang tinggi, dan bersedia berkompromi. Para pakar menyebut, kini suara konsumen jauh lebih nyaring dari sebelumnya, dan perusahaan, mau tidak mau harus memberikan perhatian lebih pada mereka.
Bergantung pada suara konsumen untuk membuat keputusan bukanlah pertanda kelemahan, namun efesiensi. Tak sedikit pemimpin perusahaan yang sukses, mendapat gagasan-gagasannya dengan terlebih dahulu memahami konsumennya, dan menggunakan pemahaman itu untuk membangun produk dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan itu.
Pengalaman Mike Diamond, kontraktor perbaikan saluran air di Loa Angeles membuktikan hal tersebut. Setelah beberapa tahun frustasi karena bisnis perbaikan pipa air tidak juga berkembang meski telah memberikan servis sebaik-baiknya, akhirnya Mike menyadari, yang dibutuhkan konsumen bukan hanya kemampuan teknis tukang dalam memperbaiki pipa, namun juga kualitas interaksi dengan pengguna jasa.
Diamond yakin, penampilan dan tingkah laku dalam melayani pelanggan bisa memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan. Karena itu ia memulai kampanye, “berbau wangi” yang artinya, setiap mulai bertugas, setiap pekerja harus bercukur rapi, dan berpakaian bersih serta membawa karpet merah untuk diletakkan di lantai agar tidak meninggalkan jejak kotoran ketika langkah. Kampanye ini akhirnya membawa perusahaan kontraktor milik Diamond menjadi yang terbesar di Los Angeles dengan lebih dari 100 pegawai.
Mendengarkan Suara Konsumen
Mendengarkan suara konsumen boleh dibilang menjadi suatu keharusan. Baik dengan biaya besar maupun untuk menyewa jasa konsultan pemasaran yang handal, maupun dengan metode yang lebih sederhana yang nyaris tanpa biaya. Dalam perusahaan kecil yang tidak memiliki anggaran penelitian ini, pengumpulan data suara konsumen banyak bergantung pada umpan balik bahkan juga keluhan yang datang. Ketika suara konsumen mengeluh, sesungguhnya perusahaan tengah mendapatkan data yang jujur dan cuma-cuma.
Staples, sebuah perusahaan di Amerika Serikat, malah menjadikan acara mendengarkan suara konsumen secara harfiah sebagai acara tetap. Setiap bulan, para profesional layanan konsumen Staples duduk berdampingan dengan para eksekutif senior untuk mendengarkan secara langsung telpon yang masuk melalui nomor layanan bebas pulsa perusahaan. Sesi “Suara Para Konsumen” ini memungkinkan masingmasing pegawai untuk mendengar apa yang dikatakan konsumen, baik, buruk, tanpa sensor dan rekayasa. Semua informasi itu menjadi amunisi yang berguna dalam membidik pasar yang dituju.
Namun kesediaan mendengarkan konsumen baru langkah awal. Terkumpulnya data dan riset tentang tanggapan konsumen terhadap sebuah produk tidak serta merta mengucurkan keuntungan finansial. Tentu perlu sentuhan lebih lanjut untuk mengolah angkaangka agar sesuai dengan konteks dan kepentingan. Lebih dari itu, kesediaan perusahaan untuk menggunakan informasi itu sebagai pijakan dalam mengambil keputusan.
Pada akhirnya, mengetahui kepuasan konsumen memang proses yang tidak mudah dan tidak sederhana. Sebab, sumber setiap kepuasan konsumen atas setiap komoditas akan menampilkan bentuk dan wajah yang berbeda. Pada komoditas berupa peralatan elektronik, boleh jadi kepuasan konsumen lahir dari berbagai fitur biru yang membuat hidup penggunanya menjadi lebih mudah. Atau produk yang dihasilkan melalui proses yang selaras dengan nilai-nilai kehidupan yang diyakini.
Namun tak jarang, kepuasan konsumen lahir justru dari hal-hal yang nampak sepele dan karenanya kerap diabaikan perusahaan. Misalnya, senyuman hangat yang menunjukkan kepedulian, perlakuan sopan, dan juga empati. Apa pun faktor yang melahirkannya, kepuasan konsumen tetap menjadi elemen yang sangat menentukan bagi peningkatan laba. Perusahaan yang memahami dan memanfaatkan suara konsumen akan menemukan jalan untuk mewujudkan kepuasan konsumen dan pada gilirannya akan mendapatkan hati dan komitmen jangka panjang para pelanggan. Dan itu artinya, perusahaan terjamin kelangsungan hidupnya.
7.    Berani berkompetisi
Apa itu Kompetensi?
Secara sederhana, kompetensi (competence) berarti kemampuan yang dapat diukur dan dibedakan berdasarkan tiga aspek, yaitu:
a.    Aspek input, melalui kapasitas seseorang dalam melakukan pekerjaannya secara baik. Kapasitas tersebut meliputi knowledge, skills dan personal attributes.
b.    Aspek proses, melalui perilaku yang dibutuhkan seseorang dalam mengubah input menjadi output secara efektif.
c.    Aspek output, melalui hasil dari perilaku dalam menggunakan knowledge, skills dan attributes dengan cara yang paling baik. Jika istilah kompetensi dilekatkan dengan organisasi bisnis/perusahaan maka akan bermakna sebagai kekuatan pokok perusahaan yang berupa kemampuan pengelolaan atas sumber-sumberdaya internal perusahaan. Kemampuan ini disebut oleh Hamel dan Prahalad - seperti dikutip Wahyudi (1996) – sebagai kompetensi inti (core competence). Kompetensi ini selanjutnya akan berkembang menjadi keunggulan bersaing organisasi yang bersangkutan. Hamel dan Prahalad dalam buku yang sama, juga menjelaskan core competence sebagai sistem akar (root system) yang menyuburkan, mempertahankan dan menstabilkan batang tanaman (core product) dan buah-buahan serta daun sebagai end product.
8.    Berkomunikasi
Banyak orang sukses berwirausaha karena menguasai keterampilan berkomunikasi. Tengok kiprah Soekyatno Tanoko, Bos Es Teller 77 atau Dahlan Iskan, pendiri konglomerasi media Jawa Pos, mereka sangat giat datang ke berbagai forum dari forum bisnis sampai sosial untuk berbicara beragam tema yang terkait dengan bisnisnya.
Komunikasi barangkali merupakan unsur paling penting dalam keterampilan sosial. Keterampilan ini penting untuk menggalang tim dan organisasi dan berhubungan dengan pihak-pihak eksternal. Jelaslah kemampuan komunikasi sangat vital bagi entrepreneur. Banyak pakar berpendapat bahwa salah satu kegiatan terpenting bagi keberhasilan pemimpin entrepreneurial ialah ke dalam, ia rajin berkomunikasi dengan karyawan. Ke luar, ia rajin menjalin komunikasi dengan jejaring bisnis, pelanggan dan mitra usaha. Mengingat pentingnya isu ini, Anda perlu meluangkan waktu untuk memahami lebih mendalam tentang komunikasi.
9.    Berani kreatif
Orang kreatif adalah orang tanpa batas (The Infinitive). Nah, untuk menjadi infinitive, bagaimana caranya?
Dewasa ini, adalah susah untuk menetapkan keputusan jika hanya mengharapkan otak kiri yang mengharuskan data serba lengkap. Persis seperti seorang jenderal yang tengah menjajaki kekuatan musuh di medan perang. Petunjuk-petunjuk sering tidak komplit. Walhasil, tidak jarang sang jenderal mengira-ngira berdasarkan intuisinya. Melintas batas. Jadilah ia The Infinitive.
Serupa dengan sepasang suami-istri. Ketika si suami selingkuh, kok bisa-bisanya si istri tahu? Padahal si istri tidak menengok langsung. Saksi tidak ada. Bukti juga tidak ada. Rupa-rupanya intuisi si istri yang mendelik. Secepat kedipan mata! Kurang dari satu detik! Blink! Secara umum dapat dikatakan, wanita memang lebih intuitif daripada pria. Kemampuan intuitif ini juga melekat pada penjual (ketimbang akuntan), pemimpin (ketimbang pengikut), pengusaha (ketimbang birokrat), dan bangsa Timur (ketimbang bangsa Barat).
Intuisi, itu ‘kan kalau datanya tidak komplit? Lantas, bagaimana kalau sebaliknya? Data tumpah-ruah. Pahamilah, intuisi tetap diperlukan. Mutlak! Ya, Anda mana punya waktu untuk memilah dan memilih? Belum lagi ganasnya persaingan belakang ini. Nah, situasi sedemikian rupa memojokkan Anda untuk membuat keputusan dengan sekali sambar– tidak boleh berlamalama. Di sini lagi-lagi intuisi diharapkan untuk unjuk kerja dan kinerja. Belakangan ini dunia pemasaran sibuk dengan customer insight. Dan ketahuilah, hanya berbekal intuisi, customer insight dapat digali.
10.    Berani membangun integritas
Seorang teman berpesan kepada saya, “Profit boleh naik-turun. Omzet boleh naik-turun. Namun, integritas harus naik terus.” Ini pesan serius, menurut kami. Betul-betul-betul serius. Mengingat siklus naikturun dalam bisnis itu adalah satu perkara yang lumrah dan alamiah, seyogianya bukan di situ letak concern utama kita. Sekali lagi, bukan di situ. Melainkan pada integritas kita.
Pahamilah, tatkala bisnis sedang boom, sesungguhnya integritas kita sedang diuji. Dan sebaliknya, tatkala bisnis sedang doom, sesungguhnya integritas kita kembali diuji. Di tingkah boom atau doom, mampukah integritas kita tetap bertahan? Dan tolong dipahami pula, berkelebihan dan berkekurangan, belum tentu lulus sewaktu dites dengan berkelebihan. Sejatinya, apa pun yang terjadi, jangan pernah integritas kita sampai cacat. Jangan pernah. Karena, percayalah, inilah sesuatu yang paling layak diperjuangkan: integritas, bukan sekadar profitabilitas.
11.    Berani berbagi
Disengaja atau pun tidak disengaja, saya belajar banyak dari Puspo Wardoyo, pendiri Wong Solo, yang sekali waktu dinobatkan sebagai waralaba terbaik di Indonesia. Terlepas dari segala kekurangannya, kini restoran Wong Solo sudah berjumlah 40-an outlet, bahkan segera merambah negeri jiran, Malaysia dan Singapura.
Uniknya, selain pengusaha, ia dikenal sebagai ikon poligami di Indonesia. Istrinya empat. Bahkan seorang pengusaha setengah bergurau mengatakan, Puspo itu singkatan dari Pusat Poligami! Ah, ada-ada saja. Tetapi, kali ini saya akan berbagi rahasia kesuksesan Puspo dalam berbisnis, bukan dalam berpoligami tentunya.

Itulah 11 tips menjadi pengusaha sukses yang berikan. Semoga menjadi bermanfat apabila kita mengamalkan dan membagi artikel ini kepada teman kita yang membutuhkan.

Muhammad Alfan Ardhani

Founder - CEO KampusPolines.blogspot.co.id. Mahasiswa Teknik Listrik di Polines. Anak Kampung yang Hijrah Ke Kota demi Masa Depan yang cerah

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan Kritik dan Saran yang membangun