Merry Riana adalah pengusaha Indonesia yang banyak mendapat penghargaan dari pemerintah Singapura.
Berikut ini penghargaan-penghargaan yang pernah diraih oleh Merry Riana.
a. Salah satu pengusaha terbaik di Singapura dari Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura (2008).
b. Salah satu wanita paling sukses dan inspiratif dari Menteri Kepemudaan dan Olahraga Singapura (2010).
a. Salah satu pengusaha terbaik di Singapura dari Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura (2008).
b. Salah satu wanita paling sukses dan inspiratif dari Menteri Kepemudaan dan Olahraga Singapura (2010).
c. Wanita paling inspiratif pada salah satu majalah bulanan, Inspirati onal Woman Magazine (2011).
d. Eksekutif paling profesional dari penampilan dan keahlian berkomunikasi dari surat kabar My Paper, Singapura (2010)
e. Duta LG Asia, Watson, dan Canon (2010-2011)
Merry Riana lahir di Jakarta, pada 29 Mei 1980. Dia banyak diberitakan media massa di Singapura sebagai miliarder pada usia muda. Padahal, dia sendiri merupakan warga negara Indonesia. Perjalanan hidup Merry di Singapura berawal ketika terjadi kerusuhan besar di Jakarta tahun 1998. Karena kejadian tersebut, dia pun harus mengubur dalam-dalam cita-cita untuk kuliah di Jurusan Teknik Elektro Universitas Trisakti . Dengan alasan keselamatan, sang orangtua memutuskan dia untuk kuliah Singapura.
Di Singapura, karena tanpa persiapan yang memadai untuk kuliah di luar negeri, dia sempat gagal dalam tes bahasa Inggris di Nanyang Technological University. Selain itu, karena tanpa persiapan dana yang memadai, untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari dia meminjam dana dari pemerintah Singapura. Pada akhirnya, dengan uang saku hanya 10 dolar per minggu, dia pun harus hidup superhemat. Dia lebih sering makan roti atau mie instan daripada makan nasi, atau bahkan berpuasa.
Pada saat menyadari hidupnya tidak berubah meski sudah memasuki tahun kedua kuliah, dia mulai membangun mimpi. Dia membuat resolusi ketika ulang tahun ke-20. Dia bercita-cita harus mempunyai kebebasan finansial sebelum usia 30. Dengan kata lain, dia ingin jadi orang sukses. The lowest point in my life membuat dia ingin mewujudkan mimpi tersebut.
Namun, walapun sudah ada mimpi dan didukung semangat, dia belum menentukan cara mewujudkannya. Pikiran dia baru terbuka setelah magang di perusahaan produsen semikonduktor. Dari pengalaman tersebut, dia melakukan hitung-hitungan, seandainya dia menjadi karyawan perusahaan seusai kuliah. Dari perhitungan tersebut, ternyata dia berpikir bahwa baru bisa melunasi utang dalam waktu 10 tahun, tanpa tabungan. Dia pun berpikir tidak akan dapat mewujudkan mimpinya.
Selanjutnya, karena tidak mempunyai latar belakang pendidikan dan pengalaman bisnis, dia mengumpulkan informasi dengan mengikuti berbagai seminar. Selain itu, dia juga melibatkan diri dalam organisasi kemahasiswaan yang berhubungan dengan dunia bisnis.
Akhirnya, dia mencoba praktik dengan terjun ke multi level marketing. Namun, dalam bisnis ini dia harus mengalami kerugian sebesar 200 dolar. Selain itu, dia bahkan pernah kehilangan 10.000 dolar ketika memutar uangnya di bisnis saham.
Mental dia pun sempat terpuruk. Namun, dalam kondisi tersebut, masih bisa menyelesaikan kuliah. Setelah lulus kuliah, barulah dia mempersiapkan diri dengan matang. Belajar dari pengalaman para pengusaha sukses, dia memulai dari sektor penjualan di bidang jasa keuangan. Karena bekerja keras menjual berbagai produk keuangan, seperti tabungan, asuransi, dan kartu kredit, hingga 14 jam sehari, dia pun mulai dapat merasakan hasilnya. Dalam waktu enam bulan setelah bekerja, dia bisa melunasi utang pada pemerintah Singapura secara tunai.
Karena kinerjanya pula, dia bisa membentuk tim sendiri hingga akhirnya mendirikan MRO. Dengan penghasilan total 1 juta dolar Singapura, pada usia 26 tahun, ambisi dia saat berusia 20 tahun dapat terwujud. Namun, seiring usia yang kian dewasa, menghasilkan uang hingga jutaan dolar bukan menjadi satu-satunya tujuan hidup dia. Dia lebih menikmati hidup ketika orang lain memperoleh kesuksesan seperti dia.
Dia pun membagikan pengalaman hidup dalam meraih sukses kepada orang lain dengan berbagai cara. Misalnya, menjadi penulis buku atau pembicara dalam seminar di perusahaan, di sekolah, serta melalui media, seperti jejaring sosial, dan media massa. Bersama timnya di MRO, dia memiliki program pemberdayaan perempuan dan anak-anak muda. Anggota timnya di lembaga ini bahkan tergolong muda, berusia 20-30 tahun. Bahkan, keinginannya untuk berbagi ini tidak hanya dilakukan di Singapura. Pada ulang tahunnya ke-30, dia membuat resolusi baru, yaitu memberi dampak positif pada satu juta orang di Asia, terutama di tanah kelahirannya, Indonesia.
Merry menyatakan bahwa moti vasinya tidak hanya berasal dari keinginan untuk memberikan kehidupan yang lebih baik pada kedua orangtuanya, tetapi juga dari ambisinya untuk membantu generasi muda untuk melakukan hal serupa. Dia berharap para pemuda mampu memberikan kehidupan yang lebih baik, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang tua dan anggota keluarga mereka yang lain.
No comments:
Post a Comment
Tinggalkan Kritik dan Saran yang membangun