Pages

Control Loop




Proses mengendarai mobil seperti yang telah dibahas sebelumnya merupakan contoh sebuah control loop. Pengendara mobil (sopir) menggunakan speedometer untuk mengukur kecepatan mobil. Bila pengendara menginginkan menurunkan atau menaikkan kecepatan mobil, maka tinggal menekan tombol akselerasinya, begitu kecepatan yang diinginkan tercapai maka tekanan tombol akselerasi dilepaskan. Pada contoh tersebut pengendara mobil berperan sebagai piranti pengendali (controller).Sopir membuat keputusan apakah menekan atau melepas tombol akselerasi. Laju kecepatan mobil sebagai variable terkontrol (controlled variable) dan speedometer sebagai sensor yang mengukur nilai kecepatan aktual atau control point dari variable terkontrol. Tombol akselerasi merupakan piranti control (controlled device) dan mesin mobil sebagai sistem atau proses (proses plant).

Diagram Control Loop
Gambar diatas memperlihatkan proses pertukaran informasi seperti yang berlangsung pada proses mengendarai mobil yang ditampilkan secara skematik. Diagram skematik tersebut disebut control loop karena informasi mengalir secara tertutup mulai dari sensor (speedometer) mengukur controlled variable (kecepatan) hingga ke controller (pengendara) di mana nilai aktual (control point) dari variable terkontrol (controlled variable) dibandingkan dengan nilai kecepatan yang diinginkan (set point). Kemudian piranti control (controller) membuat keputusan kontrol dan meneruskannya ke piranti terkontrol (controlled device) yakni akselerator dan ke proses (process plant) yaitu mesin mobil. Hal ini akan berdampak pada nilai actual atau control point dari variable terkontrol. Pertukaran informasi tersebut berlangsung secara terus-menerus.
Perbandingan Aksi antara mengontrol mobil dan mengontrol Suhu
Istilah
Contoh Pengendara Mobil
Contoh Sistem Heating
Definisi
Piranti Kontrol (Controller)
Sopir
Piranti yang memberi sinyal ke katub
Piranti yang memberi sinyal ke piranti terkontrol merespon sinyal feedback dari sensor
Sensor
Speedometer
Sensor Suhu
Piranti yang mengukur nilai actual dari variable terkontrol
Piranti terkontrol (Controlled device)
Akselerator
Control valve
Piranti yang mengubah operasi proses merespon sinyal kontrol
Variable Terkontrol (Controlled variable)
Kecepatan mobil
Suhu Udara
Sinyal yang dideteksi oleh sensor
Process plant
Mesin Mobil
Pipa pemanas (heating coil)
Piranti yang menghasilkan perubahan pada variable terkontrol
Sinyal input
(set point)
Kecepatan yang diinginkan
Suhu udara set point
Referensi input atau Input yang diinginkan yang akan dibandingkan dengan variable terkontrol

Sistem Pemanasan Ruang Sederhana
Gambar diatas mengilustrasikan komponen Heating control loop. Terlihat pada gambar tersebut, suatu sistem pemanasan ruang sederhana, menggunakan pipa pemanasan yang menyalurkan uap panas, atau air panas sebagai sumber panas. Udara dingin dialirkan secara paksa dengan menggunakan fan melalui pipa pemanas untuk menaikkan suhu ruang sesuai keinginan.
Tujuan kontrol pada kasus di atas adalah menjaga suhu suplai udara sesuai yang diinginkan. Dalam hal ini sensor mengukur suhu udara yang akan disuplai ke ruangan atau variable terkontrol (controlled variable) dan mengirimkan informasi ini ke piranti control (controller). Di dalam controller, suhu yang terukur oleh sensor (control point) dibandingkan dengan suhu udara yang diinginkan (set point). Perbedaan antara set point dan control point disebut error. Berdasarkan nilai error ini, peralatan kontrol (controller) mengkalkulasi sinyal output dan mengirimkan sinyal tersebut ke piranti control valve (piranti terkontrol). Sebagai hasil dari sinyal baru ini, posisi control valve akan berubah sehingga jumlah fluida pemanas yang dialirkan ke pipa pemanas juga berubah (process plant). Akhirnya suhu udara suplai juga berubah. Berikutnya, sensor akan merasakan perubahan suhu tersebut dan mengirimkan sinyalnya ke controller, dan controller akan merespon sinyal tersebut untuk menentukan aksi berikutnya..
Kedua contoh tersebut di atas lazim disebut sebagai system kontrol jerat tertutup (closed-loop control system) atau system control umpan balik (feedback control system) karena variable terkontrol selalu dideteksi setiap saat oleh sensor dan meneruskan kembali informasi tersebut ke peralatan control (controller). Piranti Terkontrol (Controlled device) dan process plant meberikan dampak terhadap variable terkontrol, yang akan dideteksi dan hasilnya dikirim kembali ke controller untuk dibandingkan dengan set point dan memberikan respon dalam bentuk perubahan sinyal yang dikeluarkan oleh controller. Sistem refrigerasi dan tata udara lazim menggunakan system control jerat tertutup untuk mengontrol process plant-nya.
Sistem kontrol jerat terbuka (open loop control system) tidak memiliki hubungan langsung antara nilai variable terkontrol dan pranti control: jadi tidak memiliki umpan balik. Contoh kontrol jerat terbuka adalah jika sensor mengukur suhu luar dan piranti kontrolnya didisain untuk mengaktifkan control valve sebagai fungsi suhu luar. Variabel lain yang ada di dalam system misalnya suhu suplai udara dan mungkin suhu ruang yang dikondisikan tidak ditransmisikan ke controller, sehingga controller-nya tidak dapat mengetahui secara langsung dampak modulasi katub.
Dengan kata lain, pada kontrol jerat terbuka, perubahan piranti terkontrol (controlled device) dalam hal ini control valve tidak memiliki dampak langsung terhadap variabel yang dideteksi oleh controller (dalam kasus ini adalah suhu luar). Dengan system control jerat terbuka, dapat dikatakan tidak ada koneksi langsung antara hasil akhir dan variable yang dideteksi oleh controller.
Sistem Pemanasan Ruang Sederhana dengan Boiler
Kontrol jerat terbuka, dalam bentuk time-clock atau sensor hunian, sering dilakukan, bukan merupakan sistem kontrol kontinyu melainkan kontrol on/off. Salah satu bentuk control jerat terbuka yang banyak digunakan adalah control reset. Pada control reset ini, control jerat terbuka digunakan untuk memberikan beberapa variasi set point untuk control jerat tertutup. Sebagai contoh, jerat terbuka dapat disusun untuk mengatur suhu air panas berdasarkan suhu luar. Jika suhu luar mendadak turun, maka control output naik berdasarkan skema yang telah ditentukan, seperti diperlihatkan dalam Gambar 1.4. Pada kasus ini, jika suhu luar jatuh pada suhu 0 OF, maka suhu air panas adalah 180oF; dan jika suhu luar naik menjadi 60 OF, maka suhu air panas turun menjadi 140 OF.

Muhammad Alfan Ardhani

Founder - CEO KampusPolines.blogspot.co.id. Mahasiswa Teknik Listrik di Polines. Anak Kampung yang Hijrah Ke Kota demi Masa Depan yang cerah

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan Kritik dan Saran yang membangun