Memulai usaha sendiri tidak perlu menunggu usia matang dan modal segudang.
Julie Shie membuktikan hal itu. Dengan ketekunan dan tekad kuat, perempuan kelahiran Aceh, 29 tahun silam ini, kini sukses menjadi salah pengusaha multi nasional.
Dengan demikian, tak ada kata lain yang paling pas untuk menggambarkan Julie Shie selain tangguh. Perempuan ini mulai berbisnis pada usia delapan tahun. Kini, dia pun memiliki 14 perusahaan dengan omzet miliaran rupiah per tahun.
Kisah Sukses wanita Julie Shie |
Lahir dari keluarga biasa-biasa dan secara ekonomi tidak berkekurangan, sejak kecil, dia dididik selalu menghargai uang. Di sebuah kota kecil di Aceh, ayahnya adalah juragan angkot yang juga memiliki bisnis cuci pakaian ( laundry). Meskipun berada, ayahnya tidak pernah begitu saja memberi dia uang saku. Bahkan, untuk membeli permen saja, dia harus ditanya macam-macam terlebih dahulu.
Alhasil, dia menjadi biasa untuk mandiri agar bisa mendapatkan yang diinginkan. Pada usia enam tahun, dia membantu sang ayah berbisnis demi mendapatkan uang saku lebih. Setiap hari, kerjanya memilah pakaian dan menandai pakaian milik pelanggan. Selain itu, dia juga sering ikut ibunya pergi dari satu kota ke kota lain untuk berbisnis. Karena terbiasa berkomunikasi dengan banyak orang, dia tumbuh menjadi anak kecil yang supel dan menyenangkan.
Sambil sekolah, dia pun tetap asyik berbisnis. Pada usia delapan tahun, dia sudah berjualan permen dan makanan ringan di sekolah. Modal berdagang tersebut dia peroleh dari uang saku yang disisihkan sedikit demi sedikit. Dia berbelanja barang untuk dijual di toko grosir milik tantenya.
Pada usia 14 tahun, dia sudah bekerja paruh waktu di toko unggas dan toko elektronik. Keti ka duduk di kelas III SMP, dia mulai mengajar privat anak TK hingga SMP. Bayarannya lumayan. Dari satu murid, dia bisa mendapatkan Rp80.000 hingga Rp120.000. Kalau dikumpulkan, gaji dia saat itu bisa setara dengan pegawai kantoran.
Namun, dia tidak mau terus menjadi guru. Setelah lulus SMA, dia memilih bekerja di perusahaan perdagangan mata uang asing. Di sana, dia belajar dari nol bagaimana menganalisis secara teknikal dan fundamental pergerakan mata uang yen, dolar AS, dan euro. Karena pasar mata uang dolar aktif pada pukul 12 malam, dia terpaksa lembur dan pulang pagi setiap hari.
Dia pun hanya bertahan tiga bulan. Dia lalu bekerja di PT Toba Internesa, perusahaan jasa forwarding. Dengan prestasinya, dia dipercaya memegang cabang di Pekanbaru dan Padang. Pada usia 19 tahun, dia mengundurkan diri karena ada masalah internal perusahaan. Selanjutnya, dia mendirikan perusahaan forwarding sendiri bernama PT Samudera Indah Berkatindo (SIB). Dia mendapatkan modal sebesar Rp30 juta dengan cara meminjam dari ayahnya dan seorang teman. Tak sampai sebulan, bisnis dia pun sudah balik modal dan bisa membayar utang. Lalu, karena adanya permintaan yang tinggi, dia membangun perusahaan forwarding di Singapura yang bernama Worldwide Shipping Logistic Services Pte Ltd.
Pada tahun 2006. Perusahaan ini menjembatani pedagang karet di Indonesia dengan pembeli di China. Selain itu, dia juga membangun Omega Shipping Pte Ltd. untuk mengurusi perdagangan komoditas Sino dari Asia ke China. Setahun kemudian, dia membangun Andaman Worldwide Shipping Co Ltd. di Thailand. Tahun 2010, penyuka masakan Indonesia ini mendirikan Worldwide Property Investment Ltd. di Singapura, Indonesia, dan Thailand yang menjadi pemasar proyek properti di beberapa negara. Bahkan, dia akan membuka kantor di Shanghai, Jepang, dan Korea. Saat ini, perempuan yang bernama asli Yulianty, kelahiran 8 Februari 1982, ini memiliki sekitar 14 perusahaan yang tersebar di tiga negara di bawah payung Worldwide Group. Sebagian besar perusahaannya bergerak di bidang jasa transportasi, logistik, dan properti . Tahun lalu, total omzet bisnis dia mencapai 12 juta dolar AS.
Oleh karena itu pula, Ibu dari Jiratchaya Angel Parnitehkul ini memiliki aktivitas yang sangat padat. Bahkan, dia pernah ada di tiga negara dalam satu hari atau menghadiri 10 meeting dalam sehari. Namun, dia memberi catatan bahwa meeting tidak berada di Indonesia yang jalanannya macet. Saat ini, dia tengah menggarap proyek besar dengan BUMN di China di sektor pertambangan. Dia dipercaya pula menjadi distributor produk water heater Singapura di Indonesia. Perempuan yang bisa 10 bahasa ini juga tengah menjajaki membuat buku khusus anak-anak. Meskipun sering tidak berada di kantor, dia tetap bisa memantau bisnisnya.
No comments:
Post a Comment
Tinggalkan Kritik dan Saran yang membangun